Tincutra
Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi
simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia
dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali
dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10%
untuk zat berkhasiat keras.
Cara pembuatan tingtur di lakukan dengan cara :
Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya,
selama 2 hari, enap, tuangkan atau saring.
Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml permenit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehungga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia sehingga di peroleh 80 bagian perkolat. Peras masa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga di peroleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk terlindung dari cahaya, enap, tuang atau saring.
Jika dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh 80 bagian perkolat, tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memnuhi syarat, jika perlu encerkan dengan cairan penyari secukupnya.
Tingtur disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang mengandung harsa digunakan cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%.
Penggolongan Tinctur
Cara pembuatan tingtur di lakukan dengan cara :
- Maserasi
Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya,
selama 2 hari, enap, tuangkan atau saring.
- Perkolasi
Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml permenit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehungga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia sehingga di peroleh 80 bagian perkolat. Peras masa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga di peroleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk terlindung dari cahaya, enap, tuang atau saring.
Jika dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh 80 bagian perkolat, tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memnuhi syarat, jika perlu encerkan dengan cairan penyari secukupnya.
Tingtur disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang mengandung harsa digunakan cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%.
Penggolongan Tinctur
Menurut Cara Pembuatan
Tinctur Asli adalah tinctur yang dibuat
secara merasi atau prelokasi.
Tingtur
yang dibuat secara maserasi :
1.
Opii Tinctura FI III
2.
Valerianae Tinctura FI III
3.
Capsici
Tinctura FI II
4.
Myrrhae Tinctura FI II
5.
Opii Aromatica Tinctura FI III
6.
Polygalae Tinctura Ext. FI 1974
7.
Dan lain-lain
Tingtur
yang dibuat secara perkolasi, contoh :
1.
Belladonae
Tinctura FI
III
2.
Cinnamomi Tinctura
FI III
3.
Digitalis Tinctura FI III
4.
Lobeliae
Tinctura FI II
5.
Strychnini Tinctura FI II
6.
Ipecacuanhae
Tinctura Ext. FI 1974
7.
Dan lain-lain
2)
Tinctur Tidak Asli ( Palsu ) adalah tinctur
yang dibuat dengan cara melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan
pelarut tertentu.
Contoh
:
1.
Iodii Tinctura FI III
2.
Secalis Cornuti Tinctura FI III
b. Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)
1)
Tinctur Keras
adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10 % simplisia yang
berkhasiat keras.
Contoh :
1.
Belladonae
Tinctura FI
III
2.
Digitalis Tinctura FI III
3.
Opii Tinctura FI III
4.
Lobeliae Tinctura FI II
5.
Stramonii Tinctura FI II
6.
Strychnin Tinctura FI II
7.
Ipecacuanhae Tinctura Ext. FI 1974
2)
Tinctur Lemah
adalah yang dibuat menggunakan 20 % simplisia yang tidak berkhasiat
keras.
Contoh :
1.
Cinnamomi Tinctura
FI III
2.
Valerianae Tinctura FI III
3.
Polygalae Tinctura Ext. FI
1974
4.
Myrrhae Tinctura FI II
c. Berdasarkan
Cairan Penariknya
1.
Tingtura
Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau campuran aether dengan
aethanol. Contoh : Tingtura Valerianae Aetherea.
2.
Tingtura
Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan aethanol.
Contoh : Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
3.
Tinctura
Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai cairan penarik
ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : pada pembuatan Tinctura Acida
Aromatica.
4. Tinctura Aquosa,
jika sebagai cairan penarik dipakai air, contoh : Tinctura Rhei Aquosa.
5. Tinctura Composita,
adalah tingtur yang didapatkan dari jika penarikan dilakukan dengan cairan
penarik selain aethanol hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut,
misalnya campuran simplisia, contoh : Tinctura Chinae Composita.
Komentar
Posting Komentar