Tincutra

Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat keras.

Cara pembuatan tingtur di lakukan dengan cara :
  • Maserasi
Masukkan 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering di aduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian.
Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya,
selama 2 hari, enap, tuangkan atau saring.
  • Perkolasi
Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 – 5 bagian cairan penyari, masukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator biarkan selama 24 jam.
Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml permenit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehungga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia sehingga di peroleh 80 bagian perkolat. Peras masa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga di peroleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk terlindung dari cahaya, enap, tuang atau saring.
Jika dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh 80 bagian perkolat, tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memnuhi syarat, jika perlu encerkan dengan cairan penyari secukupnya.


Tingtur disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang mengandung harsa digunakan cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%.


Penggolongan Tinctur
Menurut  Cara Pembuatan
Tinctur Asli adalah tinctur yang dibuat secara merasi atau prelokasi.
Tingtur yang dibuat secara maserasi :
1.         Opii Tinctura FI III
2.         Valerianae Tinctura FI III
3.         Capsici Tinctura     FI II
4.         Myrrhae Tinctura    FI II
5.         Opii Aromatica Tinctura      FI III
6.         Polygalae Tinctura  Ext. FI 1974
7.         Dan lain-lain

Tingtur yang dibuat secara perkolasi, contoh :
1.         Belladonae Tinctura            FI III
2.         Cinnamomi Tinctura           FI III
3.         Digitalis Tinctura      FI III
4.         Lobeliae Tinctura     FI II
5.         Strychnini Tinctura  FI II
6.         Ipecacuanhae Tinctura      Ext. FI 1974
7.         Dan lain-lain


2)       Tinctur Tidak Asli ( Palsu ) adalah tinctur yang dibuat dengan cara melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu.

Contoh :
1.         Iodii Tinctura FI III
2.         Secalis Cornuti Tinctura     FI III

b. Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)

1)      Tinctur Keras adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10 % simplisia yang berkhasiat keras.
Contoh :
1.         Belladonae Tinctura            FI III
2.         Digitalis Tinctura      FI III
3.         Opii Tinctura FI III
4.         Lobeliae Tinctura     FI II
5.         Stramonii Tinctura   FI II
6.         Strychnin Tinctura   FI II
7.         Ipecacuanhae Tinctura      Ext. FI 1974
2)      Tinctur Lemah adalah yang dibuat menggunakan 20 % simplisia yang tidak berkhasiat keras.

Contoh :
1.         Cinnamomi Tinctura           FI III
2.         Valerianae Tinctura  FI III
3.         Polygalae Tinctura  Ext. FI 1974
4.         Myrrhae Tinctura     FI II

c. Berdasarkan Cairan Penariknya

1.      Tingtura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau campuran aether dengan aethanol. Contoh : Tingtura Valerianae Aetherea.
2.      Tingtura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan aethanol. Contoh : Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
3.      Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai cairan penarik ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : pada pembuatan Tinctura Acida Aromatica.
4.      Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air, contoh : Tinctura Rhei Aquosa.
5.      Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika penarikan dilakukan dengan cairan penarik selain aethanol hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut, misalnya campuran simplisia, contoh : Tinctura Chinae Composita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Simplisia Radix

Simplisia